Minggu, 01 Desember 2013

Rumah Dunia Sukses Merangsang Anak Banten Kembali Belajar

Banten pada masa kejayaannya (1552-1672) merupakan salah satu pusat pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yag mencakupi bidag keagamaan. Para ulama dan santri dari luar daerah, merasa belum klop kalau belum menuntut ilmu di Banten. Kejayaan semacam itu tampaknya perlu dikembalikan. Terutama untuk tempat belajar masyarakat Banten sendiri. Salah satu caranya dengan mendirika Perpustakaan Banten atau lebih ngetren disebut Banten Library.
Dengan didirikannya Banten Library, masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan refrensi dan sumber data yang akurat diharapkan akan terdongkrak permasalahannya. Minat baca masyarakat semakin menanjak dan pola pikir masyarakat semakin melek menghadapi tantangan dunia yang semakin global dan rumit. Kalau sudah begitu, masyarakatnya tak pelak pandai berkelit denga landasan moral dan akhlak beberapa tahun mendatang.
Hal ini tentu merupakan kesempatan emas memajukan masyarakat Banten dalam bidang Literat, sehingga keinginan mendirikan Perpustakaan yang reprensentatif oleh pemerintah provinsi nampaknya tidak hanya sekedar menjadi harapan, melainkan kebutuhan. Hal tentang rencana aka dibangunnya banten Library ini tersirat pada pertemuan anggota Komisi E DPRD banten pada hari Selasa, 28 Oktober 2004 yang menegaskan bahwa di provinsi Banten perlu segera dibangun gedung perpustakaan yang idak saja berisi bahan pustaka yang memuat berbagai ilmu pengetahuan, tetapi juga mencakup bidang teknologi multimedia yang dapat diakses masyarakat. Khususnya untuk mengetahui informasi-informasi mutakhir tentang perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan begitu masyarakat banten tidak gaptek alias gagap teknologi sebagai penyakit berbahaya di zaman globalisasi ini. Keberadaan Kantor Perpustakaan tersebut dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomer 33 tahun 2002 menurut versi Peraturan Pemerintah nomor 84 tahun 2000. Tugas utamanya adalah membantu Gubernur dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dalam bidang pemerintahan dalam bidang perpustakaan. Sementara Visi yang ingin diwujudkan adalah, “Menuju masyarakat mandiri, maju dan sejahtera yang sadar informasi, dilandasi nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya Banten.”
Dengan adanya visi itu, diharapkan perpustakaan tidak saja berperan sebagai pusat kegiatan membaca dan belajar masyarakat tetapi juga dapat berperan sebagai pusat pengkajian dan dan pengembangan keilmuan. Dengan adanya perpustakaan. Masyarakat Banten nantinya akan memiliki kesempatan yang luas untuk membaca, belajar, mengkaji dan mengembangka ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dilihat dari para pelaku perpustakaan di masyarakat, jelaslah sudah masyarakat membutuhkan kajian literatur yag lebih global. Masyarakat membutuhkan informasi dari dunia luar yang tidak cukup jika hanya mengandalkan televise dan radio. Kini, tinggal menyiasati bagaimana membuat mereka rajin mengunjungi, sehingga perpustakaan menjadi sebuah tempat yang digandrungi. Otomatis, minat baca masyarakat pun akan tampak disana,
Hal yang bisa dijadikan pemikiran awal mengenai Banten Library adalah pemilihan tempat, meski kesadaran dari perorangan untuk membaca pun nyerempet. Beberapa orang narasumber secar alngsung bahwa lokasi didirikannya Banten Library berada di pusat kota, tidak jauh dari kawasan masyarakat berlalu lalang. Kalau tidak disekitar jalan Ahmad Yani, sekitar Alun-alun pun jadi. Banguna bersejarah, daripada dibiarkan terlantar malah hendak dibongkar untuk dibangun mall, lebih baik dijadikan tempat pilihan untuk perpustakaan. Proses belajar dan mengkaji sejarah terjadi disini.
Disamping perpustakaan, juga bisa disediakan semacam kafe mini, sehinggapengunjung bisa membaca buku sambil minum dan sedikit cemilan. Fasilitas lain yang perlu ditunjang adalah keberadaan internernet serta warnet. Jikalau ada pengunjung yang tidak bisa mendapatkan data yang tepat bersumber dari buku, bisa memanfaatkannya dengan mengakses berbagai situs menarik untuk melengkapi referensi. Tentu saja, tempat yang hendak digunakan dibuat senyaman mungkin,sehingga pengunjung bisa menikmati keberadaannya di Banten library tiap menit. Halaman yang hijau dan asri, akan semakin menarik pengunjung untuk datang ketempat ini. Dengan demikian, beberapa fungsi dari perpustakaan yang representative akan terjadi. Menyediakan bacaan dasar, membawa informasi dan pengetahuan baru, melestarikan adat istiadat dan banguna bersejarah sambil santai.
Hal penting lain yang perlu dilakuakan adalah sosialisasi kepada masyarakat tentang didirikannya perpustakaan ini. Cara ini mau tak mau dilakukan dengan dalih agar masyarakat mengetahui dan tak segan datang ke perpustakaan itu. Istilah ini popular dengan sebutan KAmpanye Perpustakaan. Bisa dilakukan lewat media cetak, radio, pamphlet dan sticker yang biasa ditempel di pintu angkutan kota. Lewat jalur sekolah, atau di dunia praktisi pendidikan, dewan guru bisa menginformasikannya kepada siswa dan orang tuanya, atau justru mengajak mereka pergi bersama-sama. Mengadakan wisata baca sambil memahami sejarah disekitar mereka.
Tentu saja, keberadaan Banten Library yang kompleks ini menjadi amat dibutuhkan oleh masyarakat, mengingat belasan atau puluhan tahun mendatang, hidup kita akan berubah drastic dari sekarang. Saat ini saja, didepan layar monitor internet, dengan mengklik dan menekan sejumlah tombol kita saksiskan orang-orang dengan mudah mengakses hampir segala refrensi dan ensiklopedi. Banten Library, saat ini memang sudah menjadi kebutuhan agar tercapai harapan Bnaten gemilang di masa mendatang. Kalau tak mengadakan perombakan, entah seperti apa nasib Banten beberapa tahun kedepan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar